am Glodok
Asalnya dari kata ‘grojok’ yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air kali Ciliwung. Orang Tionghoa dan keturunan Tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.
Kwitang
Dahulu di wilayah tersebut sebagian tanah dikuasai dan dimiliki oleh tuan tanah yang sangat kaya raya bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi jaman dulu menyebut daerah itu sebagai kampung si kwi tang dan akhirnya lama-lama tempat tersebut dinamai kwitang.
Senayan
Dahulu daerah Senayan adalah milik seseorang yang bernama wangsanaya yang berasal dari Bali. Tanah tersebut disebut orang-orang dengan sebutan ‘Wangsanayan’ yang berarti tanah milik Wangsanaya. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama Wangsanayan menjadi Senayan.
Menteng
Daerah Menteng Jakarta Pusat pada zaman dahulu kala merupakan hutan yang banyak pohon buah-buahan. Karena banyak pohon buah menteng orang menyebut wilayah tersebut dengan nama kampong Menteng. Setelah tanah itu dibeli oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda maka daerah itu disebut Menteng.
Kampung Ambon
Berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur . nama kampung Ambon sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon lalu merekrut masyarakat Ambon untuk dijadikan tentara. Pasukan dari Ambon yang dibawa Coen itu kemudian diberikan pemukiman di daerah Rawamangun, Jakarta timur. Sejak itulah pemukiman tersebut dinamakan Kampung Ambon.
7 Pasar Senen
Pasar Senen pertama kali dibangun olehJustinus Vinck. Orang-orang Belanda menyebut pasar ini dengan sebutan Vinckpasser (pasar Vinck). Tetapi karena hari pada awalnya Vinckpasser dibuka hanya pada hari Senin, maka pasar itu disebut juga dengan Pasar Senen (disesuaikan dengan kebiasaan orang-orang yang lebih sering menyebut Senen ketimbang Senin). Namun seiring kemajuan dan pasar Senen semakin ramai, maka sejak tahun 1776 pasar ini pun buka pada hari-hari lain.
9. Pasar Rumput
Pasar rumput adalah nama pasar yang berlokasi di jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan. (catatan: yangtepat adalah di Jakarta Pusat). Pasar ini sekarang telah menyatu dengan pasar Manggarai. Asal mula penyebutan Pasar Rumput berasal dari adanya para pedagang yang menjual rumput di kawasan ini. Para pedagang rumput terpaksa berjualan di lokasi ini karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke pemukiman elit Menteng. Saat itu penghuni daerah Menteng banyak yang memakai sado sebagai sarana angkutan. Seperti diketahui, sado adalah kendaraan yang ditarik oleh beberapa ekor kuda, nah banyaknya sado yang keluar masuk lingkungan Menteng inilah yang menjadi incaran para penjual rumput. Walaupun para pedagang rumput sudah tidak dapat ditemukan lagi di pasar rumput, masyarakat Jakarta sangat akrab dengan sebutan pasar Rumput.
Karet Tengsin
Nama daerah yang kini termasuk kawasan segitiga emas Kuningan ini berasal dari nama orang Cina yang kaya raya dan baik hati. Orang itu bernama Tan Teng Sien. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampong, maka Teng Sien cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Teng Sien. Karena pada waktu itu banyak pohon karet, maka daerah itu dikenal dengan Karet Tengsin.
Lebak Bulus
Daerah yang terkenal dengan stadion dan terminalnya diambil dari kata ‘Lebak’ yang artinya ‘lembah’ dan ‘bulus’ yang berarti ‘kura-kura’. Jadi lebak bulus dapat disamakan dengan lembah kura-kura.kawasan ini memang kontur tanahnya tidak rata seperti lembah dan di kali Grogol dan kali Pesanggrahan-dua kali yang mengalir di daerah tersebut-memang banyak terdapat kura-kura alias bulus.
Kebagusan
Na Nama kebagusan-daerah yang menjadi hunian mantan presiden Megawati-berasal dari nama seorang gadis jelita, Tubagus Letak Lenang. Konon, kecantikan gadis keturunan kesultanan Banten inimembuat banyak pemuda ingin meminangnya. Agar tidak mengecewakan hati pemuda itu, ia akhirnya memilih bunuh diri. Sampai sekarang makam itu masih ada dan dikenal dengan nama ibu bagus.
Ragunan
Berasal dari Wiraguna, yaitu gelaran yang disandang tuan tanah pertama kawasan tersebut bernama Hendrik Lucaasz Cardeel, yang diperolehnya dari sultan Banten Abunasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa.
Condet Batu Ampar dan Balekambang
Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri, namanya pangeran Geger dan Nyai Polong, memiliki beberapa orang anak. Salah satu anaknya perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Pangeran Astawana, anak pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makassar pun tertarik melamarnya. Siti Maemunah meminta dibangunkan sebuah rumah dan tempat peristirahatan di atas empang, dekat kali Ciliwung, yang harus selesai dalam satu malam. Permintaan itu disanggupi dan menurut legenda, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale disebuah empang dipinggir kali Ciliwung. Untuk menghubungkan rumah itu dengan kediaman keluarga pangeran Tenggara, dibuat jalan yang diampari (dilapisi) Batu.
Demikian menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut batu Ampar, dan bale (balai) peristirahatan yang seolah-olah mengambang diatas air itu disebut Bale Kambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar